Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) di Kapanewon Seyegan merupakan salah satu tahapan dalam proses penyusunan perencanaan pembangunan tahun 2026 yang bertujuan untuk mengakomodir usulan program/kegiatan dengan pendekatan dari bawah ke atas/bottom-up planning. Pelaksanaan Musrenbang RKPD tahun 2026 tingkat Kapanewon Seyegan dilaksanakan pada Senin, 3 Februari 2025 yang dihadiri oleh Panewu Seyegan, DPRD Kabupaten Sleman Dapil 6, Bappeda Sleman, serta pemangku kepentingan lainnya yang terdiri atas para Lurah dan perwakilan tokoh-tokoh masyarakat di Kapanewon Seyegan.
Panewu Seyegan mengemukakan bahwa pada tahun 2024, angka kemiskinan menurun meskipun tidak signifikan dan tetap ada di posisi 2 teratas untuk persentase KK miskin di Kabupaten Sleman yaitu sebesar 11,97% (selisih 0,01 dengan yang tertinggi). Sedangkan, untuk permasalahan stunting, pada tahun 2021-2024, angka prevalensi stunting masih yang tertinggi meskipun terjadi penurunan. Pada tahun 2023, angka stunting di Kapanewon Seyegan berada pada 2 tertinggi kemudian pada tahun 2024 berada pada 3 tertinggi di Kabupaten Sleman yakni sebesar 7,08%.
Permasalahan di Kapanewon Seyegan secara umum berkaitan dengan kemiskinan, stunting, LP2B, kualitas infrastruktur, kesehatan, pendidikan, dan pengetahuan kelembagaan lembaga kemasyarakatan yang masih kurang. Permasalahan-permasalahan tersebut diatasi dengan mengalokasikan anggaran Pagu Usulan Partisipasi Masyarakat (PUPM) guna mendukung prioritas kesejahteraan masyarakat. Usulan masyarakat yang belum dapat diakomodasi dengan PUPM dapat diusulkan melalui mekanisme POKIR. Panewu Seyegan menyampaikan bahwa besaran PUPM (Pagu Usulan Partisipatif Masyarakat) untuk Kapanewon Seyegan adalah 3,2 miliar pada tahun 2026 yang mencakup Kalurahan Margoluwih, Kalurahan Margodadi, dan Kalurahan Margokaton, Kalurahan Margomulyo, dan Kalurahan Margoagung sebagai objek pembangunan.
Dalam sesi sambutan, Sukamto, anggota DPRD Kabupaten Sleman mengemukakan bahwa pembangunan harus sesuai dengan program visi misi bupati terpilih terutama peningkatan kualitas sarana dan prasarana demi pembangunan berkelanjutan, khususnya di Kapanewon Seyegan. Kepala Bidang Fisik dan Prasarana (Bappeda), Dona Saputra Ginting, mengharap adanya pelaksanaan pembangunan secara menyeluruh dengan memperkuat kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Selain itu, prioritas program dan kegiatan diarahkan untuk mempercepat kesejahteraan sosial dan ekonomi di Kapanewon Seyegan dengan anggaran yang bersumber dari dana PUPM, mengingat tingginya angka kemiskinan dan stunting di Kapanewon Seyegan.
Isu di Kapanewon Seyegan yang menjadi peluang sekaligus potensi pertumbuhan ekonomi adalah pembangunan jalan bebas hambatan (Jalan Tol Jogja-Bawen) yang melewati Kalurahan Margodadi di Kapanewon Seyegan. Disamping itu, Kapanewon Seyegan merupakan salah satu dari 5 lokasi prioritas penanggulangan kemiskinan berbasis kapanewon di Kabupaten Sleman. Oleh karena itu, perlu pengembangan ruang terbuka hijau sebagai potensi ekonomi inklusif di Kapanewon Seyegan yang dapat dimaksimalkan fungsinya untuk pemberdayaan UMKM, interaksi sosial, dan pengembangan nilai budaya yang bersifat inklusif guna meningkatkan kesejahteraan, mengurangi kesenjangan, dan menciptakan lapangan kerja.
~ TMI/Bidang Fisik dan Prasarana ~