Bertempat di Aula Bappeda Kabupaten Sleman, pada hari Selasa 10 Desember 2013, Bappeda Kabupaten Sleman menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Kajian Masterplan Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Di Kabupaten Sleman. FGD dihadiri oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Pengelola TPA/KB/TK di Kabupaten Sleman, Bappeda Sleman serta dari Universitas Negeri Yogyakarta. Adapun yang bertindak sebagai nara sumber Dr. Tadkiroatun Musfiroh, M.Hum dari UNY dan sebagai pembahas Dra. Suyamsih, M.Pd Assekda Bidang Pembangunan.
Dalam pembukaannya, Kepala Bidang Sosial Budaya, Drs. Pranama, M.Si mengemukakan bahwa pada kegiatan FGD ini akan disampaikan paparan oleh nara sumber Dr. Tadkiroatun Musfiroh, M.Hum dan selanjutnya akan dilanjutkan dengan pembahasan oleh Dra. Suyamsih, M.Pd. Kemudian akan dilanjutkan dengan diskusi bersama. Dalam forum diskusi tersebut para peserta FGD dapat menyampaikan masukan, kritikan, saran untuk mendukung pengembangan PAUD di Kabupaten Sleman. Dengan upaya tersebut diharapkan PAUDÂ di Sleman akan lebih ramah anak, ramah lingkungan dan mendukung perkembangan jiwa anak.
Lebih lanjut Drs. Pranama, M.Si menyampaikan bahwa di Kabupaten Sleman ini angka partisipasi sekolah masih sekitar 63, 93 %. Ini artinya masih ada anak-anak yang belum dapat mengakses sekolah yakni sekitar 36 %. Ternyata berdasarkan pengamatan,  banyak anak-anak dipedesaan yang belum dapat mengakses PAUD, baik yang dikelompok bermain, TPA ataupun PAUD formal. Terlebih lagi PAUD yang ada di Sleman lebih banyak terdapat diwilayah perkotaan. Sedangkan diwilayah perdesaan PAUD masih sangat terbatas jumlahnya.
Selain itu problema pendidikan bagi anak susai dini cukup juga cukup variatif, baik dalam kompetensi, kualifikasinya, sarana-prasarana serta pendampingan kepada anak siswa. Saat ini proses belajar mengajar di PAUD menghadapi dilemma. Salah satunya adalah adanya tuntutan masyarakat yang menginginkan anak-anak merka di PAUD harus bisa membaca dan menulis. Padahal dalam usianya mereka masih dalam masa bermain. Inilah kajian yang perlu kita kembangkan ke depan agar lembaga pendidikan anak usia dini tidak kehilangan rohnya. Pendidkikan anak usia dini hendaknya disesuaikan dengan usia anak. * * *